IMPURITY MERAMU BUDAYA SUNDA DENGAN MITOS SANDEKALA MELALUI "WANCI SURUP"

Lima bulan sejak melepas rilisan berjudul "Resital Genosida", IMPURITY tanpa lelah meluncurkan kembali amunisi baru. Kali ini, unit Deathcore asal Kota Bandung, Jawa Barat tersebut meluncurkan "Wanci Surup", karya baru mereka yang sudah disiarkan di berbagai platform musik.

Lewat single “Wanci Surup”, mereka menceritakan tentang suasana pergantian waktu sore ke malam (yaitu waktu saat matahari terbenam) yang diambil dari kepercayaan masyarakat Jawa Barat khususnya suku Sunda terkait larangan untuk keluar rumah di waktu tersebut. Masyarakat Sunda percaya bahwa pada saat matahari terbenam setan-setan mulai berkeliaran. Ada pepatah Sunda yang mengatakan “Eh tong kaluar imah, geus jam 6 sore, geus surup bisi dicokot sandekala” yang artinya “eh jangan keluar rumah, udah jam 6 sore, udah mau maghrib takut di ambil sandekala”. Sandekala adalah makhluk halus yang dipercaya suka mengganggu anak kecil yang masih bermain di luar rumah saat waktu matahari terbenam.

Pada komposisi “Wanci Surup” isian liriknya hampir semua menggunakan bahasa Sunda untuk mewakili budaya mereka, lalu diperkuat dengan komposisi musiknya yang memadukan alat musik tradisional Gamelan. Lagu dengan isian musik menarik ini divisualisasikan pula dengan sajian video lirik yang menyuguhkan suasana “Wanci Surup” sesungguhnya serta berusaha menyampaikan pesan didalamnya. Pada sektor visual, mereka mempercayakan pembuatan artwork kepada Michel Adam Kamajaya yang mampu menerjemahkan makna dari “Wanci Surup” ini ke dalam bentuk gambar yang dikemas sebagai Cover Single.

Single ini diluncurkan sebagai perkenalan mereka dalam mempersiapkan mini album (EP) yang sedang mereka kerjakan. Dimulai dari “Resital Genosida” yang dirilis pada 24 April 2024 lalu kemudian “Wanci Surup”. Melalui 2 Single ini mereka berkomitmen untuk konsisten membawa unsur alat musik tradisional ke dalam karya musiknya serta tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan alat musik selain Gamelan pada karya musik selanjutnya.

Di lagu “Wanci Surup” mereka mengaku banyak mengambil referensi dan inspirasi dari beberapa band dunia seperti Carnifex, Signs of the Swarm, Shrine of Malice dan Suicide Silence.

Proses penggarapan “Wanci Surup” sendiri terbilang membutuhkan waktu yang cukup lama, lantaran konsep awal “Wanci Surup” akan digarap dalam bentuk video klip. Namun, setelah dipikir ulang, mereka memutuskan untuk mengganti konsep rilisan menjadi video lirik. Setelah memakan waktu kurang lebih tujuh bulan, akhirnya single ini selesai digarap. Proses rekaman, mixing hingga mastering mereka lakukan di studio mereka sendiri yang berlokasi di tempat tinggal drummer mereka, Sandekala Studio.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama