DENGAN MENGUSUNG GAYA CLASSIC HARDCORE RAP SEBAGAI SENJATA UTAMA DALAM MELONTARKAN RIMA, DIRTY TONE BERHASIL LAHIRKAN 'PROTOKILLA'

Unit hardcore rap asal Kota Solo ini sebelumnya mengemas formasi mereka dalam format duo dengan One Bless dan Scrape sebagai ujung tombaknya. Namun, saat ini mereka hadir dengan formasi yang baru sebagai grup trio. Pathos, rapper asal Karanganyar, Jawa Tengah pun menerima lamaran untuk bergabung dan melontarkan bait bersama Dirty Tone. Tiga kepala dalam satu tubuh, tiga suara dalam satu nama, acapkali mereka menyebut formasi ini sebagai "Northside Cerberus"

Grup yang pertama kali dibentuk tahun 2017 ini memulai debutnya dalam skena hardcore di Kota Solo. Seperti tidak ingin melupakan tempat di mana mereka berasal, Dirty Tone mengusung gaya classic hardcore rap sebagai senjata utama dalam melontarkan rima. Ketukan boom bap yang menyalak, lirik yang eksplisit, serta intonasi kemarahan menjadi identitas yang mereka bawa dalam setiap karya yang ditulis.

PROTOKILLA adalah debut album perdana dari DIRTY TONE, hasil olah TKP bersama produser satu wilayah dengan mereka; Jojo Nugraha alias Malinoa. EP album ini diedarkan dalam format cakram padat yang dirilis oleh record label asal Surakarta, Malino Records.

Menggabungkan unsur ritmik panduan dari DJ Muggs dengan tumpukan berlapis - lapis sample citra kegelapan yang mengingatkan pendengar pada beberapa album garapan Dalek. Dalam penulisan, ketiga MC di dalamnya; PATHOS, SCRAPE, dan ONE BLESS memilih demolisi sosial-politik sebagai tunggak gagasan, sebagai respon nyata pada keresahan di sekitar mereka; kemiskinan terstruktur, ketimpangan kelayakan hidup, wacana kopong Food Estate, hingga pengalaman mereka sendiri tentang peliknya konflik agraria dan arogannya instrumen negara dalam koridor penggusuran ruang hidup. Berhasil mereka gurat dengan seksama dan tajam di tiap larik lirik berkat eksponensial dari pujangga dan aktivis lokal kebanggaan mereka; Wiji Thukul.

Dua belas bulan penggarapan album dilakoni mereka dengan epic, beberapa track direkam di Pregnant Pause, Wood House Lab, dan paruh lainnya diselesaikan di Thank Visual Studio.

Enam track dengan lima lagu penuh dan satu instrumental terasa padat dalam tiap bait maupun gedoran. Membawa aroma segar era emas boom bap Non Phixion hingga Immortal Technique dengan delivery kemarahan Helmet juga Earth Crisis. PROTOKILLA otomatis hadir pula sebagai monumen bahwa hingga hari ini Hip Hop / Rap masih berdiri kokoh beririsan dengan Hardcore.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama